Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah menguat karena optimisme terkait meredanya ketegangan perdagangan global. Hal ini terlihat dari tindakan Presiden AS Donald Trump yang memberikan pengecualian tarif impor di sektor otomotif AS. Langkah AS ini juga akan memberikan pengembalian tarif untuk produsen mobil yang sudah membayar tarif tambahan. Seiring dengan itu, rupiah dan sebagian besar mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS.
Seiring dengan berita ini, pada hari Jumat pasca libur Hari Buruh, rupiah diperkirakan akan terus menguat karena melemahnya data ketenagakerjaan dan PDB AS. Kemungkinan penurunan suku bunga The Fed juga akan meningkatkan sentimen risk-on dalam perdagangan. Diperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.525-16.650 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta, nilai tukar rupiah menguat sebesar 158 poin atau 0,94 persen menjadi Rp16.603 per dolar AS. Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) dari Bank Indonesia juga menguat ke level Rp16.679 per dolar AS. Semua ini menunjukkan adanya optimisme terhadap pergerakan kurs rupiah dalam beberapa waktu mendatang.








