Bank SMBC Indonesia, yang merupakan bagian dari konglomerasi SMBC Indonesia, terus menunjukkan resistensinya terhadap dinamika pasar global yang menantang dengan kinerja operasional solid dan berkelanjutan. Pada triwulan pertama tahun 2025, bank ini berhasil mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp634 miliar, meningkat 2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini didukung oleh integrasi Grup OTO ke dalam bisnis SMBC Indonesia, yang membawa keberagaman produk dan layanan untuk nasabah dari berbagai segmen.
Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar, menyatakan kebanggaannya atas kinerja perusahaan ini di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi dan tantangan ketidakpastian ekonomi global. Laporan keuangan konsolidasi periode Januari-Maret 2025 telah mencerminkan kontribusi dari Grup OTO, yang belum dihitung pada periode yang sama tahun sebelumnya karena akuisisi dilakukan pada akhir Maret 2024.
SMBC Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 42 persen menjadi Rp4,6 triliun pada triwulan pertama tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 34 persen menjadi Rp4,1 triliun, yang berasal dari berbagai sumber seperti pendapatan bunga dari kredit, aset likuid, serta pendapatan bunga bersih Grup OTO. Selain itu, pendapatan fee dari Grup OTO juga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit retail mencapai 31 persen, dengan kontribusi dari Joint Finance, Jenius, dan Mikro. Meskipun kredit korporat dan komersial mengalami penurunan 2 persen akibat fluktuasi suku bunga dan persaingan pasar, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) berhasil tumbuh 2 persen. Total penyaluran kredit oleh SMBC Indonesia juga meningkat 1 persen menjadi Rp188,1 triliun.
Dari segi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan 2 persen menjadi Rp117,4 triliun, namun pertumbuhan DPK di segmen retail mencatatkan kenaikan 14 persen. Deposito berjangka perusahaan mengalami pertumbuhan 6 persen, namun hal ini berdampak pada rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang lebih rendah menjadi 36 persen.
Selain itu, aplikasi perbankan digital Jenius terus mencatat peningkatan pengguna dan transaksi. Pada akhir Maret 2025, Jenius memiliki 6 juta pengguna terdaftar, dengan pertumbuhan DPK sebesar 19 persen dan penyaluran kredit meningkat 19 persen pula. Ini menunjukkan bahwa SMBC Indonesia tidak hanya stabil dalam kondisi pasar yang volatil, namun juga mampu memberikan layanan perbankan digital yang inovatif bagi nasabahnya.








