Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, berkomitmen untuk meningkatkan jumlah investor baru melalui 29 Kantor Perwakilan BEI yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Targetnya adalah menggaet 2 juta investor baru melalui sosialisasi dan literasi keuangan, terutama terkait investasi di pasar modal yang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pentingnya literasi dan edukasi pasar modal ini untuk mencegah masyarakat tergiur oleh investasi bodong yang menawarkan keuntungan tidak wajar.
Saat ini, berinvestasi di pasar modal semakin mudah dengan modal yang cukup. Sistem digitalisasi juga mempermudah akses masyarakat ke pasar modal. Jeffrey menjelaskan bahwa siapapun kini bisa berinvestasi di pasar modal secara mudah dan murah, bukan lagi monopoli orang-orang kaya saja. Bahkan dengan uang sebesar Rp20 ribu atau Rp50 ribu sudah memungkinkan untuk membuka rekening saham.
Potensi investor baru berasal dari berbagai kalangan, termasuk perempuan, pelajar, mahasiswa, dan karyawan. Namun, data BEI menunjukkan bahwa hanya sekitar 40 persen dari total 16.021.179 investor pasar modal hingga April 2025 adalah perempuan. Padahal, jumlah penduduk perempuan di Indonesia lebih dominan dibandingkan laki-laki.
Melihat fakta tersebut, BEI terus memperkuat peran perempuan di pasar modal syariah melalui berbagai program edukasi dan dorongan minat investasi anak muda. Dengan demikian, diharapkan partisipasi perempuan dan generasi muda dalam pasar modal semakin meningkat.








