Forum musyawarah desa menjadi ajang penting bagi pengelolaan Koperasi Desa Merah Putih, demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. Beliau mendorong kolaborasi antara Koperasi Tani di Indonesia dengan Koperasi Desa Merah Putih sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengembangkan ekonomi desa dan memberikan akses yang lebih luas kepada petani dalam bidang pertanian.
Dalam keterangan resminya, Mas Dar (panggilan akrab Sudaryono) menyebutkan bahwa kesebelasan tani sebanyak 755.542 atau 30.000 kelompok tani tersebar di seluruh Indonesia, dengan 5.063 di antaranya telah menjadi badan hukum koperasi. Kolaborasi dengan Koperasi Desa Merah Putih diharapkan dapat memberikan kekuatan tambahan dalam pengelolaan usaha tani di tingkat desa.
Saat ini, Kementan fokus pada peran strategis koperasi dalam mendukung aktivitas pertanian dan memperkuat ekonomi desa. Koperasi bisa memainkan peran penting sebagai distributor sarana produksi pertanian, pengecer bahan pangan pokok, penyedia modal usaha, akses pasar, serta usaha pengolahan hasil pertanian. Mereka juga direncanakan sebagai gudang penyimpanan komoditas dan pemperkuat gapoktan serta kelembagaan tani di desa.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menambahkan bahwa pembentukan Koperasi Desa Merah Putih merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2025. Konsep koperasi tersebut akan menjadi salah satu instrumen strategis dalam memajukan perekonomian desa dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Meleburkan Koperasi Desa Merah Putih dengan koperasi yang sudah ada merupakan topik pembahasan yang akan digagas lebih lanjut ke depan. Adanya kolaborasi antar koperasi diharapkan dapat menghilangkan peran tengkulak dan memperkuat posisi petani dalam rantai distribusi pangan. Semua upaya tersebut didukung oleh Kementan guna memastikan bahwa koperasi benar-benar memberikan manfaat besar bagi masyarakat desa, terutama para petani.
