Berbagai kesibukan dan informasi yang kian melimpah seringkali membuat orang kesulitan untuk menyisihkan waktu belajar yang cukup. Banyak yang akhirnya menunda atau bahkan menyerah karena merasa overwhelemed dengan banyaknya materi yang harus dipelajari. Namun, ada solusi efektif untuk belajar secara singkat namun tetap efisien, yaitu dengan metode microlearning.
Microlearning adalah strategi belajar yang menawarkan materi dalam potongan-potongan singkat dan terfokus, bukan dengan sesi panjang atau pembelajaran berjam-jam. Konsep ini didasarkan pada ide forgetting curve yang menyatakan semakin banyak informasi yang dipelajari dalam satu waktu, semakin cepat informasi tersebut terlupakan. Oleh karena itu, microlearning memecah materi menjadi bagian-bagian kecil yang mudah dipahami dan diingat, memungkinkan untuk pengulangan di waktu yang berbeda.
Sesi microlearning biasanya berlangsung sekitar 5 hingga 15 menit dengan fokus pada satu konsep atau topik tertentu. Pendekatan ini dirancang untuk mudah disisipkan ke dalam jadwal yang padat, sambil membantu peserta didik menyerap informasi dengan lebih efisien. Microlearning cocok bagi anak-anak, pelajar, atau siapa pun yang sulit berkonsentrasi atau merasa tertekan dengan belajar jumlah besar sekaligus.
Ada beberapa cara untuk memaksimalkan belajar dengan metode microlearning, mulai dari menentukan topik, menggunakan sumber belajar singkat, mengatur waktu belajar, langsung menerapkan materi, mengulang secara berkala, dan mengevaluasi kemajuan secara teratur. Metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan daya ingat, mengurangi rasa kewalahan, menjaga motivasi, dan membangun kebiasaan belajar konsisten.
Penelitian neuroscience juga mendukung efektivitas metode microlearning dalam mengoptimalkan kemampuan otak untuk menyimpan informasi ke dalam memori jangka panjang. Dengan penerapan yang terstruktur dan konsisten, microlearning tidak hanya membantu dalam memahami materi secara efisien namun juga membangun kebiasaan belajar yang baik.







