Bela diri merupakan kegiatan yang diminati di Indonesia dengan berbagai jenis seperti taekwondo, karate, pencak silat, muay thai, dan tinju. Namun, penting untuk memahami risiko potensial yang dapat terjadi saat berlatih bela diri. Salah satu risiko yang sering terjadi adalah cedera otot akibat gerakan yang dilakukan berulang kali atau pukulan. Cedera otot dapat berakibat pada ligamen terutama pada pergelangan kaki dan lutut. Selain itu, cedera kepala juga sering terjadi terutama pada latihan tinju dimana pukulan ditujukan pada bagian kepala. American Association of Neurological Surgeons mencatat bahwa 90% petinju mengalami cedera otak traumatis. Cedera mata dan tangan juga risiko yang perlu diwaspadai saat berlatih bela diri. Cedera mata sering terjadi pada tinju dan MMA, sedangkan cedera tangan dapat terjadi akibat gerakan yang tidak tepat. Selain itu, cedera leher, punggung, dan tulang juga risiko penting yang harus diperhatikan. Untuk meminimalkan risiko cedera saat berlatih bela diri, penting untuk menggunakan teknik yang tepat, perlindungan yang sesuai, dan berlatih di bawah bimbingan pelatih bersertifikat. Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan peserta bela diri dapat terjaga dengan baik.








