Ketika seseorang diuji dengan sakit, seringkali terasa lemah, putus asa, atau kehilangan harapan. Namun, sesungguhnya di balik setiap cobaan, Allah Swt. membuka pintu doa bagi hamba-Nya. Berdoa merupakan wujud penghambaan yang menunjukkan keyakinan bahwa hanya Allah Swt. yang mampu mengangkat kesulitan. Dalam ajaran Islam, berdoa bukan sekadar anjuran, melainkan perintah yang ditegaskan dalam Al Quran. Allah Swt. bahkan berfirman dalam Surah Al Ghafir ayat 60, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu”.
Salah satu sosok teladan dalam menghadapi ujian sakit adalah Nabi Ayyub As. Kisah beliau yang tercantum dalam Al Quran menjadi contoh nyata tentang ketabahan, kesabaran, dan keyakinan kepada pertolongan Allah, meskipun beliau mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Nabi Ayyub As. diuji oleh Allah Swt. dengan penyakit kulit yang berlangsung bertahun-tahun, yang menyebabkan beliau kehilangan harta serta keturunannya. Namun, di tengah ujian yang berat itu, Nabi Ayyub tetap bersabar dan tetap teguh dalam imannya, tanpa pernah mengeluh.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, disebutkan bahwa Nabi Ayyub menjalani masa sakitnya selama delapan belas tahun, di mana ia disingkirkan oleh keluarga dan kerabatnya, kecuali dua saudaranya yang tetap setia mendampinginya. Namun, Nabi Ayyub memilih untuk terus berdoa kepada Allah Swt. Salah satu doa yang terkenal beliau adalah yang tercatat dalam Surah Al Anbiya ayat 83, di mana beliau memohon pertolongan Allah dengan penuh keyakinan. Doa ini sekaligus menjadi contoh bagi kita untuk tetap sabar dan selalu berprasangka baik kepada Allah, meskipun diuji dengan kesulitan hidup.








