Pencak silat akan menjadi salah satu ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di Provinsi DKI Jakarta sebagai langkah untuk memperkenalkan budaya Betawi kepada generasi muda. Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary, tujuan dari kebijakan ini adalah agar generasi muda dapat mencintai akar budaya mereka dan melestarikan warisan budaya Betawi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memasukkan pemajuan budaya Betawi dalam muatan lokal untuk dieksplorasi oleh siswa.
Miftahulloh menekankan bahwa pemajuan budaya Betawi harus dilakukan melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Terdapat 10 objek pemajuan kebudayaan Betawi yang menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta, antara lain manuskrip, adat istiadat, seni, dan tradisi lisan. Lebih lanjut, pelestarian dan pengembangan budaya Betawi juga merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang memiliki identitas budaya yang kuat.
Pemajuan budaya Betawi tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokal di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Menurut Miftahulloh, melalui pelestarian dan pengembangan budaya Betawi, nilai-nilai luhur, tradisi, dan kearifan lokal dapat terus hidup dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Dengan demikian, Jakarta dapat tetap mempertahankan keberagaman budaya dan menjadi tuan rumah bagi berbagai ekspresi budaya, baik dalam skala nasional maupun internasional.








