Friday, November 7, 2025
HomeBursaIHSG Ditutup Menguat dengan BI Tetap Tahan Suku Bunga Acuan

IHSG Ditutup Menguat dengan BI Tetap Tahan Suku Bunga Acuan

Keputusan kebijakan moneter dalam negeri menjadi perhatian pelaku pasar di tengah ketidakpastian global seiring kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) pasar berharap langkah kebijakan moneter yang diputuskan sebagai upaya menjaga stabilitas. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pun mencerminkan respons pasar terhadap keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan tetap pada level 5,75 persen. IHSG berhasil menguat 96,11 poin atau 1,47 persen menjadi 6.634,38, sementara indeks LQ45 naik 14,47 poin atau 1,98 persen ke posisi 744,78.

Analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus atau Nico, menjelaskan bahwa kebijakan moneter dalam negeri menjadi fokus pasar, terutama dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal. Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur bulan April 2025 memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan, deposit facility, dan lending facility pada level yang sama.

Di sisi lain, pasar global merespons berita positif dari Amerika Serikat terkait kebijakan ekonomi dan perdagangan. Komentar Presiden AS, Donald Trump, yang meredakan kecemasan pasar mengenai independensi bank sentral dan stabilitas kebijakan, serta optimisme Menteri Keuangan AS, Steven Bessent, mengenai penurunan ketegangan perdagangan antara AS dan China, turut berkontribusi pada suasana positif di pasar.

Pergerakan IHSG juga ikut terpengaruh oleh perkembangan di China, di mana bank sentralnya mendorong perusahaan-perusahaan untuk menggunakan Yuan dalam transaksi internasional. Hal ini diharapkan dapat mempercepat internasionalisasi mata uang China dalam konteks ketegangan perdagangan global yang tengah meningkat.

Selain itu, frekuensi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia mencapai angka yang mencukupi, dengan saham sektor properti, kesehatan, dan barang konsumen non primer mengalami kenaikan signifikan. Saham-saham tertentu seperti CINT, NETV, DGNS, INET, dan FORU mengalami kenaikan, sementara saham GEMA, MEJA, STTP, CITY, dan SOFA mengalami pelemahan.

Selain pasar saham Indonesia, pasar saham regional Asia juga mengalami pergerakan yang positif. Indeks Nikkei, Shanghai, Kuala Lumpur, dan Strait Times menunjukkan kenaikan pada sesi perdagangan tersebut, mencerminkan optimisme pelaku pasar atas perkembangan ekonomi dan kebijakan yang berlangsung. Semua faktor ini menjadi penunjang pertumbuhan pasar saham global, termasuk di Indonesia.

Dengan demikian, keputusan kebijakan moneter dalam negeri, respons pasar global, dan faktor-faktor eksternal lainnya turut memengaruhi pergerakan IHSG dan pasar saham Indonesia secara keseluruhan. Meskipun tantangan tetap ada, namun pelaku pasar berharap stabilitas dan kesejahteraan ekonomi dapat terus terjaga di tengah dinamika global yang terus berkembang.

Source link

RELATED ARTICLES

Paling Populer