Friday, November 7, 2025
HomeHukumPerbedaan SHM dan SHGB: Panduan Membeli Tanah atau Rumah

Perbedaan SHM dan SHGB: Panduan Membeli Tanah atau Rumah

Memiliki properti merupakan impian banyak orang, karena kepemilikan rumah atau tanah tidak hanya menjadi simbol keberhasilan tetapi juga investasi jangka panjang yang berharga. Sebelum melakukan transaksi pembelian properti, penting untuk memahami aspek hukum yang menyertainya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah perbedaan antara Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). Kedua jenis sertifikat ini memiliki implikasi hukum dan finansial yang berbeda, yang dapat mempengaruhi hak kepemilikan serta penggunaan properti di masa depan.

Sertifikat Hak Milik (SHM) adalah sertifikat yang memberikan hak kepemilikan penuh atas tanah kepada pemiliknya. Hak ini bersifat turun-temurun, tidak memiliki batas waktu, dan merupakan bentuk kepemilikan tanah yang paling kuat di Indonesia. Dengan kepemilikan SHM, seseorang memiliki kontrol penuh atas tanah yang dimilikinya, serta dapat menggunakan, menjual, atau mewariskan tanah tersebut tanpa batasan waktu tertentu. Selain itu, SHM juga memiliki nilai lebih karena dapat dijadikan jaminan dalam pengajuan kredit di perbankan, sehingga memberikan manfaat finansial tambahan bagi pemiliknya.

Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) memberikan hak kepada pemegangnya untuk mendirikan dan memiliki bangunan di atas tanah yang bukan miliknya, biasanya milik negara atau pihak lain. Hak ini bersifat sementara dan memiliki jangka waktu tertentu, umumnya 30 tahun, dengan kemungkinan perpanjangan hingga 20 tahun atau lebih, tergantung pada kebijakan yang berlaku. Setelah masa berlaku habis, pemegang SHGB harus memperbarui hak tersebut agar tetap dapat menggunakan tanah, atau mengembalikannya kepada pemilik aslinya.

Perbandingan antara SHM dan SHGB menunjukkan perbedaan dalam kepemilikan tanah, jangka waktu, hak atas bangunan, warisan, dan jaminan kredit. Memilih antara SHM dan SHGB tergantung pada tujuan dan rencana jangka panjang seseorang. Jika tujuan adalah memiliki properti sebagai investasi jangka panjang atau untuk diwariskan, SHM mungkin lebih sesuai. Namun, jika tujuan adalah penggunaan sementara atau investasi jangka pendek, SHGB bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis. Penting untuk memeriksa status sertifikat properti sebelum membeli dan berkonsultasi dengan ahli hukum atau notaris untuk memastikan keamanan hak-hak Anda. Memahami perbedaan antara SHM dan SHGB akan membantu membuat keputusan yang tepat dalam investasi properti.

Source link

RELATED ARTICLES

Paling Populer