Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon mencatatkan volume transaksi perdagangan karbon sebanyak 690.675 ton CO2e selama kuartal pertama tahun 2025, melebihi total volume transaksi selama tahun-tahun sebelumnya. Data statistik ini memberikan optimisme terhadap prospek perdagangan karbon di Indonesia. IDXCarbon terus mengembangkan ekosistem perdagangan karbon dengan koordinasi bersama OJK dan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan karbon regional maupun global. Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan diyakini dapat mendukung pertumbuhan perdagangan karbon di Indonesia dan kontribusi dalam pencapaian target penurunan emisi nasional.
Hingga saat ini, IDXCarbon telah mencatat tujuh proyek pengurangan emisi berbasis teknologi yang diperjualbelikan, dengan total available to be traded sebanyak 2.203.119 tCO2e. Jumlah Pengguna Jasa IDXCarbon juga mengalami peningkatan sebesar 22 persen menjadi 111 Pengguna selama kuartal pertama tahun 2025. Perdagangan Internasional Perdana Unit Karbon Indonesia melalui IDXCarbon yang diselenggarakan pada 20 Januari 2025 merupakan milestone penting dalam tarikan perdagangan karbon di Indonesia.
Dalam peluncuran tersebut, lima proyek pengurangan emisi dari sektor energi telah mendapatkan otorisasi untuk perdagangan internasional. Proyek-proyek ini antara lain merupakan operasionalisasi pembangkit listrik baru berbahan bakar gas bumi dan konversi dari pembangkit single cycle menjadi combined cycle. Peresmian ini diharapkan dapat membuka jalan bagi kolaborasi implementasi perdagangan karbon luar negeri. Initiatif perdagangan karbon semakin menunjukkan perkembangan positif di Indonesia, diiringi dengan dukungan dari berbagai stakeholders dan pemerintah.
