Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan melemah hari ini, menurut analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong. Investor diyakini masih khawatir mengenai posisi fiskal pemerintah Indonesia dan data ekonomi yang masih menunjukkan kelemahan. Dengan adanya defisit APBN sebesar Rp104,2 triliun pada Maret 2025, kas negara yang sebelumnya surplus kini sudah mengalami defisit. Hal ini memunculkan kekhawatiran terkait dengan kebijakan fiskal pemerintah dan kinerja ekonomi saat ini.
Dalam realisasi anggaran tersebut, belanja negara telah melebihi pendapatan negara. Defisit sebesar 0,43 persen dari PDB masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, rencana penerapan tarif royalti di sektor mineral juga turut mempengaruhi sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah. Di sisi lain, tekanan terhadap dolar AS juga dapat dirasakan akibat kebijakan impor AS yang dinaikkan oleh Presiden Donald Trump terhadap China.
Meskipun pada pembukaan perdagangan hari Kamis pagi kurs rupiah menguat sedikit, namun diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah dalam kisaran Rp16.750-Rp16.850 per dolar AS. Faktor-faktor global maupun domestik akan terus mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.








