Wednesday, November 19, 2025
HomeHumanioraPaskah: Pengertian, Asal-Usul, dan Tradisi Perayaan

Paskah: Pengertian, Asal-Usul, dan Tradisi Perayaan

Menjelang perayaan Paskah di tahun 2025, umat Kristiani di seluruh dunia mulai bersiap menyambut momen sakral yang penuh makna ini. Paskah bukan sekadar hari libur keagamaan, tetapi merupakan inti dari iman Kristiani yang memperingati kebangkitan Yesus Kristus setelah wafat-Nya di kayu salib. Bagi umat Protestan maupun Katolik, Paskah menjadi lambang kemenangan atas dosa dan kematian, serta harapan akan kehidupan yang kekal. Tapi, apa sebenarnya pengertian Paskah itu sendiri? Bagaimana sejarahnya dimulai dan tradisi apa saja yang biasanya dilakukan dalam menyambut hari suci ini?

Paskah merupakan hari yang diperingati sebagai momen penting dalam kehidupan umat Kristiani, yakni saat Yesus Kristus, sang Juru Selamat, bangkit dari kematian. Peristiwa ini menandai kemenangan-Nya atas maut setelah sebelumnya wafat di kayu salib demi menebus dosa umat manusia. Kebangkitan Yesus terjadi pada hari ketiga setelah kematian-Nya, dan diyakini sebagai awal dari kehidupan yang abadi yang dianugerahkan kepada umat manusia. Paskah biasanya dirayakan pada bulan April, tepatnya pada hari Minggu pertama setelah purnama pertama yang jatuh setelah titik balik musim semi.

Asal-usul perayaan Paskah dalam tradisi Kristiani memiliki keterkaitan erat dengan hari raya Paskah dalam tradisi Yahudi. Berdasarkan catatan Alkitab, penyaliban Yesus Kristus terjadi bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi. Nama Paskah dalam bahasa Inggris, Easter, diyakini berasal dari nama dewi musim semi dalam kepercayaan Anglo-Saxon, yaitu Eostre. Di berbagai negara, nama Paskah memiliki sebutan berbeda dan peringatan Paskah dalam kekristenan sudah mulai dilakukan sejak abad ke-2.

Seperti halnya perayaan Natal, Paskah juga memiliki berbagai tradisi unik yang berkembang di tengah masyarakat. Salah satu simbol paling dikenal dari Paskah adalah telur dan kelinci. Penggunaan telur yang dihias sebagai ornamen Paskah mulai dikenal sejak abad ke-13. Telur kemudian dimaknai sebagai lambang kebangkitan, menggambarkan harapan dan pembaruan dalam iman. Tradisi-tradisi ini tetap diwariskan dan dijalankan oleh umat Kristiani hingga kini.

Source link

RELATED ARTICLES

Paling Populer