Pemerintah terus mendorong kebijakan untuk memenuhi kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat, termasuk melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR). KPR di Indonesia terbagi menjadi KPR subsidi dan KPR komersil dengan perbedaan utama dalam harga, lokasi, spesifikasi, persyaratan, dan kepemilikan rumah. Rumah subsidi ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan harga terjangkau dan tetap, sedangkan rumah komersil mengikuti harga pasar. Lokasi dan fasilitas rumah juga berbeda, di mana rumah subsidi biasanya berada di pinggiran kota sementara rumah komersil terletak di lokasi strategis. Spesifikasi dan kualitas bangunan rumah subsidi terbatas dengan tipe tertentu, sementara rumah komersil menawarkan berbagai pilihan. Syarat dan target pembeli KPR subsidi terbatas, sedangkan KPR komersil terbuka untuk semua kalangan. Pemilik rumah subsidi memiliki batasan untuk renovasi dan kepemilikan, berbeda dengan rumah komersil yang lebih fleksibel. Pemerintah mendukung KPR subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sementara KPR komersil ditawarkan oleh pihak perbankan tanpa subsidi pemerintah. Memahami perbedaan antara dua skema KPR ini penting bagi calon pembeli untuk memilih sesuai dengan kondisi finansial dan kebutuhan tempat tinggal mereka.
