Unit-unit usaha Pertamina Shop di Bengkulu mengalami kerugian total sekitar Rp1,8 miliar, menurut klaim Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia. Kerugian ini disebabkan oleh pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu yang membuat 140 Pertashop yang aktif mengalami kesulitan. Pertamina Shop adalah distributor produk Pertamina berskala kecil, yang melayani konsumen di luar jangkauan SPBU. Situasi terparah terjadi setelah Lebaran Idul Fitri 2025, di mana pertashop mengalami keterlambatan suplai BBM yang mengakibatkan kekosongan dan kesulitan pasokan. Alur Pelabuhan Pulau Baai belum bisa dilewati oleh kapal pengangkut BBM, sehingga distribusi dilakukan dengan menggunakan transportasi darat. Hal ini menyebabkan keterlambatan dan keterbatasan dalam distribusi BBM. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, meminta Kementerian Perhubungan agar menyerahkan pengelolaan alur ke Pemerintah Provinsi Bengkulu karena Pelindo dinilai tidak serius mengatasi masalah alur yang sudah berlangsung selama 18 tahun. Warga di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara juga merasakan dampak buruk akibat kondisi alur yang tak kunjung diselesaikan. Pemerintah Provinsi Bengkulu telah berusaha menemui Pelindo namun kondisi alur tetap tidak membaik. Gubernur Helmi menegaskan bahwa penyelesaian masalah alur harus segera dilakukan untuk menghindari kerugian yang semakin bertambah.
