Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyerahkan persoalan kontrak impor LPG ke badan usaha terkait rencana peningkatan volume impor LPG dari Amerika Serikat. Sekretaris Jenderal ESDM, Dadan Kusdiana, menegaskan bahwa urusan komersial akan menjadi tanggung jawab badan usaha dengan penuh rasa hormat baik sebagai badan usaha maupun sebagai negara. Dadan menyampaikan bahwa saat ini sedang dalam tahap menjajaki rencana tersebut dengan Amerika Serikat, termasuk pembahasan kontrak antara badan usaha untuk impor LPG.
Tidak ada penambahan kuota impor secara keseluruhan, namun akan dilakukan alih impor dari negara lain ke Amerika Serikat. Hal ini menjadi langkah strategis untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa pemerintah sedang menghitung kemungkinan meningkatkan impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat sebagai langkah untuk mengurangi kesenjangan neraca perdagangan kedua negara.
Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Bahlil untuk mengeksplorasi potensi apa saja yang bisa dibeli dari Amerika Serikat sebagai bagian dari negosiasi yang akan ditawarkan ke negara tersebut. Langkah ini diambil setelah pengumuman tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap Indonesia sebesar 32 persen oleh Presiden AS Donald Trump. Meskipun Trump telah menunda pemberlakuan tarif resiprokal selama 90 hari untuk beberapa negara mitra dagang, termasuk Indonesia, upaya untuk menyeimbangkan perdagangan antara kedua negara tetap menjadi prioritas.
