Sepak bola Asia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dengan berbagai inisiatif dan investasi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing di tingkat global. Namun, pertanyaan yang tetap mengemuka adalah apakah Asia mampu menyaingi dominasi tradisional Eropa dan Amerika Selatan dalam sepak bola dunia.
Selain investasi dalam pemain, peningkatan infrastruktur sepak bola juga menjadi fokus utama. FIFA telah mendukung pengembangan infrastruktur di seluruh Asia melalui program Forward, termasuk pembangunan 112 lapangan baru dan peluncuran 31 liga domestik. Inisiatif ini memberikan kesempatan bagi ribuan pemain wanita dan pria untuk berkompetisi dalam lingkungan yang lebih profesional.
Kolaborasi antara FIFA dan negara-negara ASEAN juga menunjukkan komitmen untuk mentransformasi sepak bola di kawasan tersebut. Langkah ini mencakup workshop dan inisiatif yang fokus pada tata kelola keuangan dan pengembangan kapasitas. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Asia dan Oseania.
Di tingkat nasional, beberapa negara Asia telah menjalin kerja sama internasional untuk meningkatkan kualitas sepak bola mereka. Pada contoh Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan La Liga Asia untuk mengembangkan pembinaan usia dini dan manajemen olahraga guna meningkatkan kualitas sepak bola di negara tersebut.
Meskipun tantangan masih ada, dengan investasi yang berkelanjutan dalam infrastruktur, pengembangan pemain muda, dan peningkatan standar liga domestik, Asia memiliki potensi untuk mempersempit kesenjangan dengan Eropa dan Amerika Selatan dalam sepak bola dunia. Inisiatif seperti peningkatan jumlah slot untuk tim Asia di Piala Dunia FIFA memberikan peluang lebih bagi negara-negara Asia untuk bersaing di level tertinggi. Dengan komitmen dari berbagai pihak terlibat, masa depan sepak bola Asia terlihat cerah menuju tingkat kompetitif yang setara dengan wilayah tradisional tersebut.
