Performa IHSG Indonesia dinilai lebih baik dari sejumlah negara, menandakan respon positif pasar terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Pasar global turun karena konflik tarif AS dan China, namun pasar Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik. Menurut analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, pasar Indonesia bahkan memiliki penurunan pasar yang lebih rendah dibanding negara-negara lain termasuk AS.
Data yang diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menunjukkan bahwa IHSG melemah 7,8 persen per tanggal 8 April 2025. Meskipun terjadi penurunan, performa Indonesia tetap lebih baik daripada negara-negara seperti Italia, Argentina, dan Singapura. Menurut Nafan, ekspor Indonesia ke AS hanya 2 persen dari PDB, yang merupakan yang terendah di Asia Tenggara.
Penerapan tarif resiprokal oleh AS ke Indonesia diharapkan dapat memperkuat daya saing dalam menarik investasi asing langsung. Hal ini disambut baik oleh pelaku pasar dan merupakan kesempatan strategis bagi Indonesia. Selain itu, Indonesia juga akan memberlakukan insentif fiskal untuk meningkatkan impor dari AS dan mempertahankan daya saing ekspor.
Berbagai langkah strategis akan diambil oleh Indonesia untuk mengatasi dampak dari tarif resiprokal AS. Diantaranya adalah mengalihkan impor ke produk-produk AS, memperkuat sektor padat karya dalam negeri, dan melakukan perlindungan terhadap sektor tekstil, garmen, dan alas kaki. Pemerintah juga akan fokus pada ekspansi pasar baru dan reformasi fiskal untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.
Dengan berbagai langkah yang diambil, Indonesia diharapkan dapat terus mempertahankan performa pasar yang lebih baik meskipun menghadapi tekanan eksternal. Kesiapan pemerintah dalam menghadapi tantangan ekonomi juga menjadi sorotan yang positif bagi pasar dan komunitas bisnis. Semua langkah tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan potensi ekonomi Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar global.








